Senin, 27 Mei 2013

You Belong With Me #part 2



hi guys? el nyelsain yang you belong with me dulu aja ya?
soalnya kan tinggal nyalin dari tulisan tangan, oke?
yang kangen sama Mathilda, Marley ato Adelard ditahan dulu ya,,
and here the story!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"El, jam 7 di bukan ngesok" ucap Rio berbisik di telingaku, dan langsung pergi. "Ren, balik juga yok. mansi" ucapku. "yok" jawab Rena.

Sesampainya di kamar aku mandi duluan, sedangkan Rena sedang sibuk memikirkan puisi sepertu apa yang akan ia buat nanti. Setelah mandi aku melirik sekilas ke arah jam. 18.30. "What?! its cepat sekali, duh... Rio mau ngapain lagi?" ujarku sibuk sendiri. akhirnya aku berpakaian biasa2 saja. Dress selutut yang didominasi warna ungu dan putih, fantovel violet dan bandana putih yang dihiasi titik2 violet.

Setelah siap2, aku melihat jam, pukul 18.50. Sepuluh menit lagi. "Wew, cantik amat neng, mau kemana?: ujar Rena tiiba2. "Hah?! iya cantik sekali, tau kok!" latahku. "Ih elu bikin gw latah mulu ah ren! nih gw mau ke bukan ngesook, laper" jawabku. "Ooh, ke bukan ngesok pake cantik2 segala ya?" ucap Rena, masih memperhatikanku. Aku seketika melihat penampilanku. "Lah? gw kan gayanya emang gini2 aja kan? paling juga bedanya pake celana" ujarku bingung. "Lu cantik, klo pake ungu" ucap Rena. "Ew? lu mau muji atau mau ngejek?" ujarku bercanda. "Ngejek.. ya muji lahhhh" ucap rena. "Udah ya? gw mau berangkat. byeee" ucapku jalan keluar. "Ati2 loo" ujar Rena setengah berteriak.

--------------------------------------------------------------------------------

“El! Sini!” panggil Rio yang sudah duduk dengan santainya. Setelah menemukan asal suara, akhirnya aku melangkah kesana. “Sorry gw telat” ucapku tanpa melirik jam. “Lu tepat waktu. Sekarang 19.00 neng!” ujar Rio ambil mempersilahkan duduk. “Mau pesen apa? Gw bayarin” tawar rio. “Hahha,,, gaya bener lu! Tadi katanya lagi kere” candaku. Rio hanya nyengir. “Ya udah, samain aja sama lo” lanjutku.

“Waiterr!” panggil Rio.
“What can i do for you, sir?” tanya waiter
“2 plates of spagethi, 2 plates of roasted potato, and2 glasses of bathida bacca bretha”
“I’ll repeat again. 2 plates of spagethi, 2 plates of spagethi, 2 glasses of bathida bacca bretha. Anything else?”
“Nothing”
“Wait a minute”
“Of course. Be hurry”
“Yes, sir”

“Mau ngomongin apa yo? Tumben” ucapku memulai obrolan. “Entar aja sambil makan” dengan wajah misteri *ceiileee*. Oke, sekarang adrrenalinku terpacu. Sialan nih orang. “Lu kenapa el?  Kok merah?” tanya rio sambil tersenyum.Yap! Cuma rio yang doyan manggil aku dengan sebutan ‘El’.”What? Merah? Apa yang merah?” ujarku gelalapan. “Wess, muka lo merah” ucapnya masih tersenyum. Senyum mengejek tepatnya. “Mana ada merahh!” ucapku masih gelalapan. “Malu ya makan sama orang cakep kayak gw?” goda Rio. “Najis” jawabku reflek. ‘God can anybody help me?’ batinku.

Tepat setelah aku batin seperti itu pesanan datang. “thanks” ucap Rio. “Ayo el, dimakan” ucap rio mempersilahkan. “Pasti gw makan kok, mau ngomongin apa?” tanyaku memasang muka sok penasaran. “Sambil dimakan” ujar Rio. Oke, mukanya maksa banget nyuruh makan. Aku mengambil roasted potato dan melahapnya perlahan.

“Jadi gini el, gw mau minta pendapat” Rio memulai pembicaraan yang seharusnya dia  mulai daritadi. “Pendapat apa?” ujarku santai, asik dengan roasted potato ku. “Menurut lo, gimana kalo gw nembak Rena?” tanya Rio perlahan. “hukk..hukk” aku tersedak. “Apaan yo? Lo mau nembak rena?” ucapku tanpa sadar. Kaget. “Iya, nembak rena. Kenapa?” tanya rio bingung.

Oke, aku gak bisa ngendaliin diri. Semua diluar dugaan. Dari awal masuk Knowing Melody dan kenal Rio aku udah ada rasa ke dia. Sekarang? Dia mau nembak rena? What should I do? Rena sohibku dari kecil, dan masih bau kencur. Nggak mungkin aku nyakitin dia.

“El?” tegur Rio melepas lamunanku. ‘Ayo Elena, lo bisa ngendaliin diri’. Setidaknya aku masih bisa bernafas saat ini. “Mmh? Gw sih setuju aja sama pemikiran lo yo. Kayaknya nih ya, si rena juga ada rasa sama lo. Kapan rencana lo nembak dia?” tanyaku terpaksa. Adrenalinku berhenti terpacu. Jantung berhenti berdebar. Darah berhenti berdesir. Sekarang yang ada hanya air mata yang memaksa keluar. “Kayaknya nanti pas kita ngumpul di belakang asramah 3” ucap Rio. Matanya berbinar senang. “Wahh,, bakalan asik tuh. Semoga rena nerima ya” ucapku sambil memaksa senyum.

Air mataku sudah hampir tumpah. Aku mencari sesuatu yang bisa menngelluarkanku dari Bukan Ngesok. Nafsu makanku hilang. Roasted potatonya baru ku makan sedikit. Bathidanya baru ku minum sedikit. Sedangkan spagethi belum ku sentuh sama sekali. “Ayo lanjutin makannya” ujar Rio dengan senyum. “Wah, sayangnya nih ya, gw lagi diet. Eh lagian kan 15 menit lagi kita ngumpul. Artinya 15 menit lagi lu bakal nembak Rena. Lo gak mau siap2 biar lebih keren gitu?” tanyaku hanya beralasan. “Ya udah, Elena selalu punya alasan untuk segala hal” ucap Rio lalu berdiri. Aku juga berdiri dan jalan mendahului Rio. “Yo, duluan ya? Ada yang mesti gw lakuin” ucapku sambil berlari meninggalkan Rio. “Ya, duluan aja” ucap Rio.

Aku semakin berlari. Bandana Violetku putih kesukaanku entah sudah terjatuh dimana. Rambutku sudah berantakan.Sedangkan kakiku sudah tak kuat lagi untuk berdiri lebih lama. Aku terduduk, lemas. Air mataku sudah jatuh daritadi.

“If you could see that i’m the one who understand  you, been here all along, so why can’t you see? You belong with me” nyanyiku tanpa sadar. Aku yang lebih dulu kenal Rio daripada Rena. Aku yang yang jadi tempat Rio bercerita tentang segala hal. Tapi kenapa Rena? Kenapa Rena yang Rio pilih?

Tes... setetes rintik hujan terjatuh ke wajahku. Diikuti tetes2 yang lainnya. “Hujan..” ucapku lirih. Aku tak suka hujan. Berbeda dengan Rio dan Rena. Apalahi Ray, dia bakal dengan semangat bermain-main dengan hujan. Aku gak mau mereka kasihan sama aku gara-gara nggak bisa main hujan. Yah, aku selalu berusaha untuk berpura-pura suka dengan hujan.

“Kembalilahh...
Pada dirinyaa, biarku yang mengalah...
Aku terima, cinta begini”

Hah? Siapa itu? Siapa yang nyanyi di tengah hujan begini?

 “Loh? Elena? Lu ngapain disini? Dicariin dari tadi. Kan gw udah bilang gak boleh ngaret”

-----------------------------------------------------------------------------------------

Guys, sampe sini dulu  ya?
Siapa ya yang kira2 muncul ditengah hujan itu? Tunggu lanjutannya ya!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar