Kamis, 23 Mei 2013

This ain't a Fairytale #part 3

"Hey bangun!" ucap seorang yang hanya ku dengar samar. Suara cowok. "hah? siapa kamu? erangku lalu membuka mata. lalu melirik jam, 01:15 am. "Hah? gila! siapa yangmembangunkan aku jam segini?!"
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Beri tau aku, kenapa mereka berada di disitu jam segini? mengganggu orang tidur saja!" ucapku mengintip kumpulan anak SMA yang menduduki motor masing-masing. "yee, aku tidak tau, tanya saja sendiri!" ucap Marley sambil menjauh."ayolah, kamu ini hantu. mereka tidak akan melihatmu. kamu bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan tanpa ketahuan" ucapku masih membujuknya. "kalau aku masih tidak mau?" ujar Marley.. "Tuhaan, kalau kamu mau membantuku,, kamu boleh ambil chitato dikamarku sepuasmu!" janjiku memelas. Marley menarik kedua ujung bibirnya ke atas. huh dasar..

----------------------------------------------------------------------------

aku masih mondar mandir di kamar, mencari cara agar bisa tetap ke sekolah tanpa dikerjai. Anak2 SMA yang menduduki motor tadi subuh ternyata berniat mengangguku. Ya, mereka genk yang di ketuai oleh Adelard. aku bingung, bagaimana bisa dia mengetahui rumahku? padahal aku baru masuk sekolah sehari. Terus, apa dia dendam padaku gara2-bangku-yang-kuambil?- kurasa itu  tidak masuk akal.

"Marley, ayolah bantu aku berpikir" tukasku malas melihat Marley yang keasikan menghabiskan chitatonya, mmh maksudku chitato ku. "Kamu tidak lihat aku sedang sibuk?" tutur Marley lalu memasukkann chitato ke mulutya. "Demi apapun aku ingin membunuhmu!" ucapku sinis lalu berjalan keluar kamar.

"Trolla, bisa tolong telponkan pihak sekolah?" pintaku ke Trolla yang sedang menyiapkan sarapan. "Demi Tuhan, kenapa kamu belum bersiap2 ke sekolah?" ucapnya kaget."kamu tidak mau mobil kita lecet gara2 anak tidk tau sopan santun yang masih menungguku di depan gerbang kan?" aku balik bertanya. Trolla melihat keluar sebentar. "Apa yang meraka lakukan disitu?" ucapnya dengan nada heran. "Entahlah," balasku. "tolong bilang ke pihak sekolah kalau Larissa Mathilda sedang sakit" lanjutku. "Hey? Pardon?" tukas trolla bingung dengan permintaanku. "Mom and Dad said i can do anything i want" ucapku lalu berjalan ke kamar. sekilas ku liat raut ragu di mukanya, tapi sebodo amat.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

ternyata keputusanku untuk tidak masuk sekolah hari ini adalah keputusan yang salah. yaah walaupun tadi ku lihat Adelard dan teman2nya sudah beranjak, tapi di rumah sendiri membuatku bingung harus melakukan apa. huh seandainya ada Marley. hey? aku bilang apa barusan? aku baru kenal Marley kemarin dan itu pun dengan cara yang aneh. Kenapa aku mengharapkannya ada di sini?

"Hey Math! aku disini!" teriak seseorang dari balik jendela. "kok?" ujarku terbata, bingung kenapa Marley tiba2 datang sesaat setelah aku memikirkannya. "kenapa? bukannya tadi kamu memanggilku?" tanya Marley bingung. "Well, lupakan. Ajak aku ke tempat yang asik, aku bosan di rumah" ucapku meminta. "ikuti aku, Math!" ucapnnya lalu berjalan mendahuluiku. "Berhenti memanggilku Math. kesannya seperti aku in pecinta matematika saja". Marley menoleh, "baiklah maaf" ujarnya, masih terus berjalan

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"this is the most beautiful place that i've see" tukasku terkesima. "oh" ucap Marley tak acuh. "aku tidak berbicara denganmu" ucapku mengabaikannya, lalu berjalan sendiri mendekati tepian danau. Tempat yang ditujukan Marley ini terletak tidak jauh dari rumahku, dan ini lebih dari indah."Kamu harus membalasku dengan chitato" ujar Marley mengikutiku dari belakang. "Kalau aku bilang tidak mau?" ucapku. Marley mengangkat bahu "mungkin aku bisa memakannya saat kamu tidur?". "dasar pencuri" ucapku. Marley tertawa ringan. "kamu tau? bahkan aku sudah pernah mencuri sebelumnya" ucapnya di sela tawa.

"Kamu? pernah mencuri sebelumnya?"
"iya, dan aku sudah berencana untuk mencuri lagi" 
"Benda apa yang akan kamu curi selanjutnya?"
"mmh, kira2 benda yang bagus apa?"
"kenapa kamu malah balik bertanya? katamu tadi sudah punya rencana"
"hahaha, iya. aku akan mencuri hatimu"

Marley menghentikan langkahnya saat bicara seperti itu. "Hey kau ini hantu, tidak usah berbicara yang aneh2" ucapaku, melihat sekeliling lalu duduk di tempat yang ku annggap bersih. Marley duduk disampingku. "Lihat deh" ucapnya sambil menunjuk ke arah kupu2 iindah yang sedang hinggap di salah satu bunga. "cantik ya" respon ku singkat. "tau bedanya kupu2 ini sama kamu nggak?" ucap Marley bertanya. "nggak" jawabku singkat. "kupu2 ini  akan selalu terbang di alam bebas, kalau kamu akan selalu terbang di pikiranku".

Aku tau kali ini wajahku memerah. dasar hantu kurang ajar. "hahaha, ternyata orang judes sepertimu nggak kuat sama gombalan ya" ucap Marley tertawa. "Ihh dasar!!" ucapku sambil memukulnya, tapi belum sempat ku memukul tiba2 ada yang datang. "well well well,, ternyata kalau sakit berobatnnya disini ya?" ucapnya. Aku dan Marley terperangah.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

manisnya untaian kata yang menari dalam udara, kini terkikis oleh caci maki,,
lalu tehenyak dengan mudahnya oleh kerasnya amarah...

2 komentar:

  1. elsyaaaaaa... mana lanjutannya :D
    ditunggu niih

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha,, di tunggu ya cantik :D
      elsya lagi gk ada ide nih

      Hapus