Jumat, 31 Mei 2013

galonya galo...

guyss!!
gw libur posting cerbung dulu yee?
maklumm lg galoo hasil ujian inii,, :(
doain gw seangkatan lulus yaakk? nilainya bagus2,
masuk SMA yang mreka pengeninn,, yg terbaik deh,

dri tdi pagi nih ye, gw gk lepas2 pandangannya dari layar laptop
laptopnya memampangkan link ini www.assalaam.or.id
pondoj tersayang gw itu :*
kagak sabar nunggu pengumumann,,

doain yaa guyss!!
ammiiinnn

Kamis, 30 Mei 2013

You Belong With Me #part 5



Yuk mari :p
Gk usah banyak basa basi,, lanjuuttt

------------------------------------------------------------------------------------------

Suasana doyan lapar kali ini berisik.
Lantaran anak2 sok elit yang biasa makan di Bukan Ngesok serta anak2 yang biasanya Cuma ngemil sekarang numpuk di doyan lapar. –ada-cowok-bule-makan-disini-. Uuugh.. sialan. Laper nih, tapi uang gak cukup buat makan di bukan ngesok.

“Elena, lu ngapain disitu? Rame gitu betah lo? Gak biasanya!” ucap Ray yang tiba2 muncul (lagi). “Bodo! Uang gw gak cukup buat makan di bukan ngesok. Mana ni perut nyanyi2 daritadi” aduku. “Sett dah... sekarang angkat tuh mangkuknya, terus kita keluar dari sini” ajak Ray sambil menarik tanganku. “Asseekk, gini ya punya temen perhatian... hahaha” ucapku sambil tertawa.

Sesaat setelah sampai diluar,
“eh, kok bisa rame gitu sih?” tanya ray
“itu, ada anak baru yang kemaren gw tabrak”
“Cobey?”
“iya, Cobek” ucapku sambil memakan soto betawiku. “hahaha, enak aja lo gonta ganti nama orang!” tawa Ray. Hampir memuncratkan es kelapa mudanya. “gitu2 kemaren dy udah kita ajakin ngeband. Bass nya kerennn!” Ray melanjutkan.

“Oh” ucapku masih dengan tenang memakan soto betawi.
“Hah?! BAND!? Jangan bilang dia masuk Colorfull Shadow!” ucapku kaget setelah berhasil menyaring apa yang diucapkan Ray. “Gw gak bilang” ucap Ray. Aku pun bernafas lega. “Lo yang bilang” lanjut Ray. “Hah?” tanyaku bingung. “Lah?  Lo kan yang bilang Cobey masuk band kita? Lo bener Na!” ucap Ray. Salah satu ujung bibirnya ditarik ke atas. Sambil mengacak2 rambut ku. Sial.

-----------------------------------------------------------

“What a damn day!” makiku sebelum masuk ke studio. Lantas berjalan gontai –malas- ke arah pintu.

‘Bila asmara ku tlah tiba...
Merenggut nafas di jiwa..
Itu dia, yang datang hadirkan cinta...
Menyebar ke dalam rasa...’

Terdengar suara nyanyian dari dalam. Ku lihat sepatu Rio dan Rena sudah ada di depan pintu. Ditambah satu sepatu lagi. Apa Ray beli sepatu baru ya? Tapi sepatu itu gak kelihatan baru. Astaga. Converse hitam. Yap! Cobek eh cobey sudah didalam.

Cobey Adwn ada di dalam. Di studio kebanggaan Colorful Shadow. Dan dia bernyanyi.

“Dapatkah aku memeluknya
Menjadikan bintang disurga
Memberikan warna yang bisa
Menjadikan indahh...”

Oke. Cukup Elena. Jangan ngedumel terus! “Hai hai hello? Elena datang” ucapku sambil masuk dan duduk di sofa. Lantas mengeluarkan tacco’s yang tadi ku beli. Jumlahnya juga sudah ku sesuaikan. “Ehem? Sorry telar” ucap Ray yang baru saja datang. “Wehh, cobey juga udah ada” lanjutnya.

“Eh! Elena bawa tacco’s. Tau aja kita lapar!” sembur Rena. Langsung membagikan tacco satu2. “Oh god! You again?” tanya Cobey mendekat. Baru menyadari kehadiranku. “The most popular student in this school?” lanjutnya sambil menahan tawa. “Hah? Lo tau elena terkenal dari mana?”  tanya Ray. “gak Cuma dia kali, semua anak colorfull shadow juga terkenal.” Ejek Ray

Mereka pun memakan tacconya pelan2. Tentu saja sambil tertawwa2. “Wait, would you like to introduce them one by one mario?” tanya Cobey. “Mmh, she’s my girlfriend. Rena as a keyboardist” ucap Rio sambil menunjuk ke arah Rena. ‘hey? Gak usah pamer juga kalik!’  batinku. “he’s our drummer. Ray” ucap Rio sambil menunjuk ke ray. Ray memainkan stik drumnya sambil memakan tacco’snya. “And she’s Elena as a vocalist” ucap Rio menunjukku. “Oh, Elena” ucap Cobey. “Than, where is my shirt? Has you wash it?” lanjutnya.

Semua melongo melihatku dengan tatapan bingung. #GUBBRAAKK# SIAL.

-----------------------------------------------------

“Nih!” ucapku melemparkan baju yang baru selesai ku setrika. “Jadi cowok bawel amat dah” lanjutku lalu duduk. Sedikit ngos2an –larikekamar-nyetrika-balikkestudio-. “El, lo abis marathon?” ejek Rio. “BOAM!” ucapku. “Ayo latihan” lanjutku malas. “Shut up!” bental Cobey. “Eh? Lu sapa berani2 nya ngebentak gw! Anak baru aja blagu!” entah kenapa aku emosian kali ini. “Na, udah dulu. Dengerin, kita bakal ikut lomba!” ucap Ray semangat. Aku dan  Rena menganga (gak sampek ding) maksutnya melihat takjub.
“Lu serius Ray?” tanya Rena. “Dua rius malah. Iyakan?” tanya Ray ke Rio dan Cobey. Dua anak itu lalu mengangguk. “Lombanya 5 hari lagi. Di lapangan Sekolah Kebanggaan Bangsa jam 9 pagi. Lanjut cobey dengan aksen inggrisnya. Anak itu juga bisa basindo ternyata. “Kalo begitu ayo kita latihan!” ajak Ray. “Kita maini lagu apa?” tanya cobey. “mmmh? Biar vocalist aja dah yang mutusin” ucap Rena. “Gak2,, ray aja” ucapku. “Kok gw? Kita semua yang mutusin” jawab Ray.

‘but she wear short skirt,
I wear t-shirt’  upsss, hp ku bunyi.

“Sorry guys, ada telpon” ucapku lalu beranjak keluar.

“you belong with me – taylor swift” ucap cobey. “A great song that i loved!” lanjutnya. “lo suka lagu itu?” tanya Rio. Sedikit kaget. “El, dia suka. Lebih dari suka sama lagu itu” lanjut rio. Lebih mirip bergumam. “Kita mainin lagu itu aja kah?” tawar. “Ayo!”  ucap cobey. ‘apa elena cewek yang dulu gw suka ya?’ batin seseorang yang ada di ruangan itu.

“Bro! What a good idea!” pekik Rio saat aku masuk. “hey? Kalian ngerencanain sesuatu pas gw lagi nelpon?”  ujarku menyindir. “ bego! Iyalahh... RAHASIA tapi” ucap Ray menekankan kata ‘rahasia’ dalam kalimatnya. Jujur, aku ngerasa gak dihargain. Bahkan sama sahabatku sendiri. “Eciiieee, manyun dianya.. hahah, becanda na” ucap Ray tersenyum.  Merasa menang.

“oh, oke gw baik2 aja. Jadi sekarang kasih tau gw apa yang lo semua rencanain” ujarku seraya memalingkan muka. “Kita bakalan mainin lagu yang paling lo sukain buat lomba nanti El” ucap Rio. “Yey! What a great idea!” pekikku. “ Eh, ralat. Lagu yang lo dan cobey sukain” ucap Rena. ‘heh? Apa yang dibilang Rena tadi?’

“Hey you!” ucapku setengah berteriak sambil menunjuk ke arah Cobey. “Did you like You Belong With Me song like i love it?” lanjutku. “Maybe?” jawab Cobey sambil mengangkat bahu. Kalau jawabannya seperti ini, yang bisa ku lakukan Cuma memutar mata.

--------------------------------------

“Hi guys! Udah lama ya? Sorry” ucap Ray lalu duduk. Makan malam pertama untuk merayakan kedatang personil baru. Hey pembaca, apa hal seperti ini tidak terdengar berlebihan? Merayakan kedatangan COBEK untuk menjadi anggota? Ku pikir mood baikku bakalan ngilang dan gak tau sampai kapan.

“Bukan masalah! Lo tau? Rena udah ngabisin  3 garglic bread sambil nunggu. Hebat kan cewek gw!” ucap rio entah muji ato nyindir. “Hahaha, temen2 gw emang aneh”  ucap Ray.  “loh? Yang baru mesen Cuma rena?  Kalian?” tanya Ray. “ lagi korot nih” ucapku berbohong. “Dan sedang diet” lanjut Rio menambahi. “Sejak kapan lu korot na?” tanya Rena. Tadi dia yang ngecek jumlah saldo di atm ku. “Dan? Sejak kapan lo diet?” tanya Ray menambahi. “Apa itu pertanyaan penting untuk dijawab? Kayaknya cobey mau ngomong sesuatu?” ucapku sedikit lebih sok bijak.

“Hem? I feel nothing. But you look different than daily” ucap Cobey. Aku batin ‘kapan sih nih anak ngomong pake basindo?’. “kamu terlihat lebih dari biasanya” lanjut cobey. Te[at setelah aku mengucapkan batinanku. “lebih cantik?” tanyaku kepd-an. Cobey samar mengangguk. Terasa senyumku mulai mengambang. Namun hilang lagi sesaat setelah cobey menggeleng keras. “Aneh” ucapnya “dan sedikit manis” lanjutnya samar ditengah tawa ketiga temanku yang lain. ‘apa dia merayuku?’ batinku.

“Stop2! Kalian mau makan apa?” tanya Ray. “Roasted bread and french meatball” jawab cobey. “elu?” tanya Ray ngeliat ke aku. “Kalo ditraktir gw mau lasagna dan pie apple. Kalo gak gw minum coklat panas aja” ucapku. “Hahaha, tenang Cobey bakal bayarin” ucap Rena. Aku tersedak. “Untuk semua” lanjut Ray. Menyadari ekspresi-berlebihan-ku.

“Hah?” ucap Cobey, lebih dari sekedar berlebihan. “Kapan gw bicara kayak gitu?” bentak Cobey. “Sejak kita mau. Kalo gak mau silahkan keluar dari konferensi meja makan ini!” perintah Ray. Tentu saja bercanda. Dia gak mungkin ngusir oarang yang penting dalam band. “Ok, I’ll pay all” ucap Cobey santai. “Great!!” ucap Rio dan Rena berbarengan.  “Waiterrr!” teriak Ray. Setelah waiter datang, satu persatu menyebutkan pesanannya. Dan terlihat Cobey gusar membayangkan berapa angka yang tertulis di bill nanti. Hahaha...

-------------------------------------------------------

“Woyy!! Cewek kok belum bangunn!” teriak seseorang dari luar kamar. “Siapa sih? Pagi2 hari minggu udah teriak2 didepan kamar. Pengganggu” teriakku bangun dari tempat tidurku lalu membuka pintu. Masih dengan kaos bergambar sapi dan celana pendek serta rambut acak2an dan muka guling. “Mmh?” gumamkku malas. “Hey el” sapa rio. Memamerkakn muka manis dengan kedua lesung pipinya. “Ya?” ucapku masih ngantuk. “Rena ada?” tanya rio.

Begooo begoo! Kenapa aku ngarepin cowok didepanku ini sih?  “Ehm, masih tidur tuh. Bangunin aja” ucapku judes. “hi elena, what an ugly face! Do you mind to joint me for jogging?” ucap Cobey. “Me? Joint us!’ ralat seseorang, maksutku Ray dari belakang. “Ok, joint us” ucap Cobey. “Males. Ngantuk gw” ucapku.

Rena sudah bangun. Sudah cuci muka dan bergegas memakai sepatu putihnya. “and you’ll alone?” tanya cobey. “Oke, gw ikutan. Tunggu” ucapku. Lalu bergegas bersiap2. Mengganti baju-sapi-ku dangan kaos bergambar tazmania, juga celana pendek dengan trainning hitam panjang. Lalu memakai sepatu cats merahku.

“Bagus! Gw kira lo bakal make kaos sapi tadi” ejek Ray. “Bakal sedikit malu2in” lanjut cobey setuju. “Diam! Rio sama Rena mana?” tanyaku menyadari dua anak itu gak ada. Ray dan Cobey bartatapan lalu mengangkat bahu secara bersamaan “Lu kira kita bakal bareng mereka? Terserah merekalah mau kemana. kan mereka pacaran!” ucap Ray kesannya BT. “ok all, forget it” ucap Cobey. “anterin gw beli bubur kacang ijo yok?” lanjut cobey.

“Gw beliin sekalian deh” ucap Cobey mengetahui tidak ada respon dariku maupun Ray. “Itu yang gw suka! Iya kan Na?” tanya Ray. “Yap! Betul sekali!” ucapku bersemangat. “Yuk!” ajakku memimpin. “Soal makan Elena memang jagonya. Sayangnya itu berat badan gak naik2 beratnya” samar ejekan Ray terdengar. Diikuti suara Cobey tertawa.  Setelah sampai di doyan lapar kami langsung memesan burjo. Lalu memakannya sambil terus bercanda.

“Gw tunggu di labas. Besok” ucapnya

-------------------------------------------

Sampek sini dulu ya? Sorry baru ngepost sekarang.
Maklum insan super sibuk ;p hahha
Sapa ya yg bilang gtu ke Elena?

Selasa, 28 Mei 2013

You Belong With Me #part 4



Lanjut nih ya? Lanjut gak? Ato berhenti aja?
Lanjut aja dehh,,
Well, and this the story!

------------------------------------------------------------------------------------------

#TRAANGGG#

Mangkuk kaca berisi bubur yang dibawakan kak alda jatuh dan pecah. “Lu kenapa Na?” tanya kak alda kaget. “Sorry kak, gw takut bubur... sorry banget ya Kak” ujarku meminta maaf. “Hahaha... gw kirain kenapa. Aneh ya lo jadi orang” ucap Kak Alda sambil mengambil sesuatu dari tas yang dibawa nya. “Nih, gw ada roti. Lo makan ini aja, ntar buburnya gw yang beresin” ucapnya sambil menyodorkan roti. “Gak papa nih kak?” ucapku gak enakan. “Iya, udah yang penting lo cepet sembuh aja” jawabnya santai. “Makasih Kak”. Kak Alda tersenyum.

---------------------------------------------------------------

Setelah sarapan dan minum obat aku minta ijin pulang. Gak nyaman lama2 di klinik... dan dokter yang bertugas membolehkan. Aku berjalan2 riang menuju kamar. *kamu tau jalan riang seperti apa? Ya bayangkan itu sesukamu.

Say you're sorry
That face of an angel
comes out just when you need it to
As I paced back and forth all this time
 'Cause I honestly believed in you”

Tanpa sadar aku terus berjalan sambil bersenandun lirih.

“Holding on,
the days drag on...
Stupid girl,
I should’ve  known
 I should have known”

Lanjutku masih berjalan.

“That I'm not a princess,
 this ain't a fairytale
I'm not the one you'll sweep off her feet
 Lead her up the stairwell”

Lalu saat aku membuka mulut untuk melanjutkan tiba2 ada suara yang mendahului bernyanyi.

“This ain't Hollywood, 
this is a small town
I was a dreamer before you went and let me down 
Now it's too late for you and your white horse
 to come around”

Suaranya berhenti. “Yeah! Keren Na” ucap Ray yang tiba2 muncul. Ah! Anak ini selalu muuncul tiba2. “Dah sembuh lo?” lanjutnya tanpa peduli dengan tampang kagetku. “Udah ni, lah lo gak sekolah Ray?” tanyaku bingung. “Males gw. BT. Masa yang disuruh maju gw mulu. Capeklah! Makanya gw cabut” jawabnya santai. “Eh, taman belakang yok? Gw punya coklat” ajak Ray. “Ayo, coklat apa?” tanyaku sambil berjalan mendahului.  “Cadbury cashew and biscuit yang gede!” pamer Ray sambil mensejejeri langkangnya dengan langkahku.

“Kyaaa! Lo tau aja gw suka coklat itu. Ayo2” ajakku semangat. “Tapi ada syaratnya..”ucap Ray tersenyum. Senyumku hilang. “Apaan?” tanyaku penasaran. “Lo harus jadi pacar gw!” seketika langkahku berhenti. Aku menatap Ray tak percaya. “Hahaha” anak itu justru tertawa. “Gw becanda kali Na. Ngapain coba? Lu salting yak? Lu naksir gw? Hahahaha” lanjutnya masih tertawa.

“Sialan lo. Gw kira beneran. Terus coklatnya tanpa syaratkan?” ucapku sambil melanjutkan perjalanan. “Enak aja --‘ syaratnya tetep ada dong!”  jawab Ray. “Apa?” tanyaku. ‘Sekarang gw tau rasa gw ke siapa’ batin Ray. “Ray?” lanjutku menyadari bahwa Ray melamun. “Eh? Lu harus nyanyi buat gw!” ucap Ray. “Lagu apa” tanyaku.

 “Lagu yang paling lo suka aja” jawab Ray jawab Ray sambil mencari tempat duduk sesampainya ditaman belakang. Setelah mendapat tempat duduk yang strategis, kamipun duduk. “Right? Sekarang lo silahkan nyanyi dulu baru coklatnya” ucap Ray. *aku yang awalnya duduk, riang berdiri. “Laksanakan tugas demi coklat komandan” ucapku tertawa. “Bagus!” ucap Ray. “sambil jalan2 gitu ya? Biar kayak pidio klip” lanjut Ray. “Wattcchhhaaa?!” ucapku kaget. “Demi coklat?” ujar Ray sambil tersenyum jail. “Oke, demi coklat” aku mengulangi sambil menarik nafas lalu membuangnya kembali. “Oke? Ready? And action” ucap Ray memerintah. Masih dengan senyum jailnya. “Right? Action” batinku lalu memulai.


“You’re on the phone with your girlfriend
She’s upset,, she’s going off about something that you said,,
That she doesnt, get your humor like i do” ujarku memulai

Sambil berjalan mengelilingi bunga2 cantiik yang ditaman aku terus bernyanyi. Ekor mataku bisa melihat Ray yang tak lepas tatapannya dari aku (bukan aku kegr-an atau gimana ya).

“Standing by and waiting at your back door
All this time how could you not know baby?
You belong with mee...”

“If you could see that i’m the one who understand you
Been here all along so why can’t you see? You belong with mee
You belong with me” nyanyiku menyelsaikan sambil duduk disamping Ray.

“Great! Keren! Harusnya tadi gw rekam biar bisa di aplot ke pesbuk” ucap Ray kagum. “Ah bawel lo! Mana coklatnya!” ucapku menagih. “Belom gw beli Na, besok aja yak?” ucap Ray satai. “What? Sialan lo!” ucapku. “ Hahaha.. besok aja yak? See ya, thanks for all” ucap Ray lalu bergegas pergi ninggalin aku yang plonga plongo dibangku taman sendirian.

------------------------------------------------------------------------------

“Summer has...
Come and passed
The innocent
Can never last..
Wake me up..
When September ends”

Beh, nyani sendirian itu gak enak. Banget. Apalagi makan coklat sendirian. (Jadi Ray udah ngasi coklatnya tapi langsung ngaci. Katanya ada tanding basket lawan SMP luar). “Nyanyi sedirian mah gak enak. Gw jalan2 aja ah, bt ditaman sendiri gini” ucapku bangkit lalu berjanjak setelah memetik setangkai mawar putih. –coklat yang udah separo abis masih ku pegang-. Aku terus jalan ke loby asramah. Niatnya gak au mau kemana. Pas belok ke araha labas –lapangan basket- gak sengaja aku..

“Upss, sorry” latahku, dan coklat yang ku pegang sama bunga mawarnya jatuh. “Damn” ucap cowok yang baru saja (tanpa sengaja) ku tabrak. Sialnya, sebelum jatuh coklat itu menyapa t-shirt putih yang dikenakan cowok tadi.

Whatcha??! Cowok? Oh Gosh! Baru sadar kalo dia cowok. Dan sepertinya anak SMP luar itu. Soalnya aku gak pernah liat orang ini disekolah. “Who’re you? You dirt my shirt! What a day!” ucapnya membentak. Menyadarkanku dari lamunan kocar kacirku. Sial! Nih cowok mau ngetes inggrisku ya? “Dammint? I’m the most popular girl in this school. You ask me who am I? Hahaha Stupid! Move out from my eye!” balasku membentak. Sok berani. Dengan inggris bergrammad acak adul.

“wash it! I’ll waiting for that tommorow in basketball yard” ucapnya sambil memberiku baju putihnya. Mh? Kapan dia ganti baju dengan seragam basket itu. Tunggu, sepertinya aku menyadaari sesuatu... ahh nanti aja mikirinnya.  “Wash it or i’ll distrub your day ever!” ucapnya seraya meninggalkanku.

“Dasar orang gila! Belom kenal aja udah nyuruh2. Ngebentak lagi! Ngomongnya gak bisa diajaga. Uggh! Siswa macam apa itu? Udah gitu mau gangguin gw,, belom tentu juga ketemu lagi!” aku berjalan hendak pergi. Lantas tak sengaja menendang sesuatu. aku terdiam. Lalu menunduk.

“Hwaaa! Coklat gw!!” teriakku. Yahh, mau gak mau harus rela deh. Belum sempat aku beranjak pergi, tiba2 Rio sama Ray datang. Tanpa Rena. “El, lo liat cowok pake t-shirt putih gak?” tanya Rio. “Hah?” aku bingung. “Anaknya tinggi, putih, rambutnya spike, agak coklat keemasan, matanya biru kehijauan”. “Hah? Gaya bule dong?” kagetku. Mana ada siswa seperti itu disekolah ini. “Pake sepatu converse item. Ngomongnya pake basing” ucap Ray masih menjalaskan. Tak peduli dengan respon ku. “Ah? Cowok yang gw tabrak! Anak SMP lain ya? Tadi sih ke arah toilet. Ini bajunya kan?” ujarku sambil memperlihatkan baju yang ku pengang. “Ya, makasih” ucap mereka. Lalu aku buru2 pergi.

Tunggu, aku tau sekarang apa yang ganjel...
Kenapa seragam basket yang dipake cowok yang aku tabrak tadi sama dengan seragam basket yang dipake sama Ray dan Rio?

-----------------------------------------------------------------------------

Setelah kebingungan dengan kemungkinan2 yang ku buat sendiri,, akhirnya aku memutuskan balik ke kamar dan langsung mandi.

Setelah mandi aku mencoba memainkan keyboard milik Rena. Tanpa sadar aku nyanyi sendiri.

“Same bed
but it feels just a little bit bigger now...
Our song on the radio,
 but it don't sound the same...
When our friends talk about you all that it does is just tear me down...
Cause my heart breaks a little when I hear your name....
And it all just sound like uh, uh, uh”

“Astaga! Gw lupa nyuci!” akhirnya aku menyudahi permainanku. Lalu mencuci baju putih tadi dan segara menjemurnya. Dua kamar dari kamarku adalah kamar Ray dan Rio. Tapi sepertinya ada orang yang akan mengisi kamar itu lagi. Seharusnya memang satu kamar diisi oleh 3 orang. Tapi karena jumlah anak angkatanku kurang, akhirnya aku dan rena hanya berdua.

Eh? Ngapain aku merhatiin orang masukin barang? Mending juga dikamar. Aku merapikan kamar yang sedikit berantakan. Lalu merangkai bunga2 di vas yang baru ku petik kemarin sore. (tidak layu, aku isi dengan air gula). Lalu membaca novel dan mmh? Mungkin tertidur.

----------------------------------------------------------------------

“El? Kok lo bisa megang bajunya Cobey Adwn?” tanya Rio ketika pergantian jam. “Mhh? Cobek? Ih sapa itu?” tanyaku sambil merapikan loker buku yang berantakan. “C.O.B.E.Y bukan C.O.B.E.K!! dari mana?” bentak Rio. Aku kaget. Hhm? Siapa ya dia? Kok rio sampe segitunya.

“Ah, kapan2 aja dah gw cerita. Kita ada kelas sastra kan habis ini? Sorry ya gw duluan” bantaiku seraya menuju kelas sastra sambil memegang beberapa buku paket tebal.

#BBBUGGH#

“Argghh! Sial banget sih gw! Dari kemaren nabrak mulu” erangku sambil ngedumel.
“Maaf, Elena. Ibu pikir tadi ibu telat masuk kelas. Soalnya kita kedatangan murid baru” ucap Bu Lily –guru kelas sastra sekaligus wali kelas-. “Oh ya bu, silahkan duluan. Saya membereskan buku ini dulu” ujarku gelalapan karena menabrak guru (dan ngedumel dengan bahasa sehar2) “Ya udah, ibu duluan ya” ucapnya lalu beranjak.Lantas aku menunduk untuk memungut buku ku yang sudah bersarakan.

Sekilas ekor mataku melihat ada yang mengikuti Bu Lily dari belakang. Bercelana dan...

Sepatu converse...

Hitamm..

-------------------------------------------

Sampai sini dulu yaa?
Byeee~