Oke, gw lanjutin lagi yak?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Eh, tugasnya di kumpulin malam ini yak?” tanyaku ke
Ray. “Yoa” ucapnya. Aku pun segera membuka laptop dan memasukkan memory card. Lalu
mengatur margin dan ngeprint. Lalu aku bergegas ke ujung asramah (tempat
printer) dan mengambil hasilnya. Lumayan. Lantas kembali ke kamar.
“Eh, lo udah pada liat hasil jepretan gw belom?”
tanya Ray sambil ngeliat ke aku dan Rio. “Belom, liat dong” ucap Rio. “Nih”
ucap Ray menyodorkan. Foto foccus kupu2 biru royal dengan warna hitam yg
ngelilingin sayapnya yang sedang hinggap di bunga mawar putih. “Cool” ucapku
berkomentar. “Ada yang inget sesuatu tentang mawar putih?” tanya Ray. “Bunga
kesukaan Elena” ucapku dan Rio hampir berbarengan. “Tebakan yang baik” ucap
Ray. “Sekarang mana jepretan lo, nyet?” ucapku ke rio. “ahh! Ini nih” ucapnya
sambil menyodorkan foto. Air mancur yang dikelilingi bunga mawar. “Keren”
ucapku dan Ray. “Punya lu?” ucap mereka serepak. Well, ini rahasiaku. “hmm, ini”
ucapku. Menunjukkan foto bangku taman kosong antara bunga dan air mancur. “Lumayan”
ujar mereka berdua. Aku menyembunyikan hasil foto yang satunya. “Gw gak bakat
fotografi” ucapku. Berbohong. “Ya udah, ayo kitake kelas” ajak Ray.
--------------------------------------------------
Sesampainya dikelas Elena sudah duduk manis dengan
foto (hasil jepretannya). “El! Liat hasilmu!” ucap Rio lalu merebut foto
ditangan Elena. “Waw!” ucap rio setelah melihatnya. “Hey! Balikinn!” teriak
Elena merebut fotonya kembali. “Temen sendiri masa gak boleh liat sih wel”
ucapku. “Oke, oke, Cuma kalian berdua” ucap Elena memberikan fotonya. Tulip kuning.
“Sepertinya Cuma gw yang gak bakat moto deh di colorfull shadow”. Rio tertawa,
Elena tak acuh.
“Malam anak2” ucap Mr. Gilbert memasuki kelas. “Kumpulkan
tugas kalian” lanjutnya. “Oh iya, apa kalian sudah memberi judul di hasil foto
kalian?” tanya Mr. Gilbert. “Yes, Sir” ucap kamu. “Foto terbaik akan dipasang
di mading dan akan mendapat reward pada pelajaran fotografi” lanjut Mr.
Gilbert. Aku mengambi l foto yang berjudul ‘Gadis bergaun kuning ditengah tulip
kuning’ku. Lalu melunis –Cobey Adwn- diujang belakang foto lalu mengumpulkanya
di meja guru.
“Gw rasa judul foto lo ‘bangku kosong di taman sepi’
hahha” ejek Rio. “Well, gk meleset” ucapku. Ikut tertawa. “Emang sombong moto
apa yo?” tanya Elena mambalik badanya lalu menatap kami. “Dia moto bangku
kosong yang ditamamn itu loh El” ucap Rio. “Bukannya dulu lu hobi fotografi ya?
Bukannya dulu objek yang lo foto selalu bagus ya?” tanya Elena. Memojokkanku. “Gw
lg gak fokus aja, gak ada inspirasi buat di foto” lanjutku.
“Right, kalian bisa melihat hasilnya besok. Oh iya,
besok akan ada tamu lagi jadi sekolah diliburkan” ucap Mr.Gilbert memotong
keramaian. “Libur lagi? Kapan kita belajar?” teriak seorang anak dari bangku
depan. Belakangan ini aku tau namanya adalah Rosella. Sedikit lebih bawel dari
bebek bawel. “You may study by you self miss stevani” ucap Mr.Gilbert. yahh,
namanya Rosella Stevani ku pikir. “ok, kalian boleh kembali ke asramah. Tunggu hasilnya
besok Guys!” ucap Mr.Gilbert sambil keluar.
--------------------------------------
‘Gadis Bergaun Kuning di Tengah Tulip Kuning’-Cobey
Adwn-. Begitu tulisannya setelah aku sampai tepar di mading besar dekat ruang
guru. Aku menyipitkan mata. Memerhatikan foto, lebih tepatnya –gadis bergaun
kuning- di foto itu. Wajahnya memang gak kelihatan jelas. Karena hampir separuh
wajah manis berlesung pipi itu tertutup Cannonnya. Tapi aku yakin siapa yang
ada di foto itu. Iya. Siapa lagi yang punya bandana putih dengan aksen bunga
kecil berwarna kuning di Knowing Melody? Tepat! Gadis ditengah tulip kuning itu
aku. Elena Carlson. Dan seorang cowok basteran bernama Cobey Adwn mengambil –mencuri—gambarnya.
Tapi sunggu, foto itu keren. Eemh maksutku lebih dari keren.
Gatau kenapa aku pengen ngasi cobey hadiah. Jadi aku
putuskan buat masakin something. Mini market di depanku ini sepi
pengunjung. Yah, hari libur seperti ini
biasanya banyak yan masih tidur. “Hey bebek bawel!” teriak seorang di
belakangku. “Ah, elu. Kenapa cicak cengeng?” tanyaku setelah melihat bahwa yang
dibelakangku adalah Rena. “Lu tau siapa gadis bergaun kuning itu?” ucap Rena. “Iya.
Gw rasa, gw orangnya” ucapku yakin. “hahaha, ke-pd-an itu kadang bener! Semalat
ye? Eh selamat ding” ucap Rena.
Aku menyerit. “ Kenapa lo ngasi selamatnya ke gw?”
tanyaku menoleh. “Lah? Lo kan jadi model seorang BULE sekolah” ucap
Rena.. “Heh? Ok, maksih” ucapku tak acuh. “Eh? Lo mau ngapain? Mau belanja
terus masak?” tanya Rena. “yoa! Ngasi hadiah ke cowok sombiong yang udah nyuri
motoin gw” ucapku. “Hahaha, gw bantuin boleh?” tawar Rena. “Silahkan.. yok?”
ucapku.
“Mau masak apa kita?” tanya rena. “Lasagna nanas dan
pizza apel” jawabku. “Hah? Baru denger gw” ucap Rena heran. “Mangkanya kita
coba! Gw aja belom pernah buat” ucapku. Rena tertaw. “Terus minumnya?” tanya
Rena.”Apa ya?” aku balik bertanya. “Gimana kalo fruit float?” usulku. “Sepertinya
keren! Ayo kota coba!” ucap Rena. “Yok” ucapku. Lalu kami bergegas membelo
bahan dan berjalan ke dapur.
----------------------------------------
“Gile, nih kamar berisik banget dah” ucapku
meringis. Setelah hampir sapai di depan kamar ketiga sahabat lelaki ku itu. “Iya
tau! Alahhh, mereka tuh ejek2an tentang foto! Emang sebenernya Cobey ngasi foto
apaan sih?” tanya Rena. “oh itu, hahaha. Lo tau kan dia dulu doyan benget sama
yang namanya fotografi? Tapi masa dia moto bangku taman, ih” ucapku.
‘tok..tok..tok..’
Aku mengetuk pintu kamar yang berisik tadi dengan
satu tangan. Tanganku yang satunya membawa lasagna
nanas berukuran besar dan
pizza apple mungil beberapa potong. “WOY11 BUKAINN!!” teriak Rena. Dia memecah
berisik yang dari dalam. “eh cewek gw itu” ucap Rio. Dan benar saja Rio berdiri
didepanku sambi tersenyum “Upss, Woy! Gadis bergaun kuning disini! Bawa makanan
lagi” teriak Rio, ngambil nampan makanan lalu membawanya masuk. Tanpa mempersilahkan aku dan rena masuk. “Woy
blagu! Buruan suruh masuk kek, apa kek, berat nih” teriak Rena lagi. Masih membawa
tupperware sedang berisi fruit float. “Eh, sorry. Masuk” ucap Ray dari dalam.
Aku menyuruh Rena masuk duluan. Lalu meletakkan
fruit float diatas meja. “We, get a party!!” ucap Cobey. “Hey! Tunggu dulu!
Selamat ya! Lo berhasil nyuri foto gw!’’ ucapku sambil mengulurkan tangan. “Kan!
Gw udah bilang, cewek disini tuh jarang ada yang make bandana. Apalagi yang
make bunga2 kuning gitu” ucap Ray. “So? Biarin aja” ucap Cobey lalu mengambil
satu potong pizza. “An apple pizza? New creation?” tanya cobey setelah melahap
pizza malang itu. “Sumpah enak banget dah ini!! Gimana lo buatnya?” tanya Ray. “Rena
juga ikut buat? Enak nih” ucap Rio. ‘Aih, cerewet! Abisin gih” ucapku lalu
memotong lasagna dan memakannya. “Itu apaan? Lasagna? Nanas?”tanya Ray. “Nyicip
aja” ucap Rena sudah dengan potongan lasagnanya. “Gw mau!”
‘Gw mau itu...’
‘gw mau ini’..
Kondisi kamar ini berisik. Sangat berisik. Dan Hey
penulis! Sepertinya loe harus skip bagian ini deh!
Oke2 gw skip, tapi gw gk dibagiin itu?
Ngapain bagiin lo-Ray
Behh cakep2 pelit,, oke skip-penulis
---------------------------------------------
“Na? Gimana? Lo mau gak?” tanya Ray. Daritadi dia
udah nunggu mulutku membuka dan menjawab. Namun aku bungkam. Bingung. “Udah na,
terima aja!” teriak Rena dan Rio. “yeah! Confirm it!’ teriak cobey bersemangat.
“Jangan terpangaruh na, ikutin kata hati lo aja” ucap Ray. Tersenyum. “Jangan
diem gitu dong! Confirm or ignore?” ucap Cobey menghampiti. Tersenyum juga. “Emhh?
Apa gak ada waktu buat gw mikir dulu?” tanyaku liri. “Ngapa harus mikir sih El?”
ucap Rio. “Iya, tinggal nerima aja” ucap Rena. Oke, aku terpojokkan.
---------------------------------------
Udahhhh gw capeekk,, sampe sini aja yee,,
Kira2 elena nerima gk?
Tapi sebelumnya dy nerima apa dulu nih?
To be continue
bkin pnasaran sumpah nii bocah--"
BalasHapus